Rabu, 14 Mei 2014

ITS Juara Imagine Cup 2014




Mahasiswa ITS kembali menelurkan prestasi di kancah nasional. Nurul Wakhidatul Ummah, Muhammad Rizki Habibi, Mentari Queen Glossyta, dan Fiandra Fatharani berhasil menjadi juara 1 nasional Imagine Cup 2014 kategori World Citizenship. Melalui aplikasi bernama Cakra, empat mahasiswa Jurusan Teknik Informatika ITS tersebut berhasil lolos ke World Semifinal Imagine Cup 2014.

Ide tersebut berawal dari keprihatinan mereka terhadap jumlah penderita Autisme di Indonesia yang terus meningkat. Di samping itu, biaya terapi yang mencapai angka Rp 6 juta per bulan, semakin memperkuat alasan mereka untuk merealisasikan ide tersebut. ''Ide awal memang ingin mengatasi kedua masalah tersebut,'' jelas Nurul.
Nurul melanjutkan, membuat aplikasi Cakra tidaklah mudah. Setidaknya, mereka butuh waktu hampir satu tahun untuk mengembangkannya. ''Apalagi background kami adalah IT semua. Tidak ada yang dari psikologi atau bahkan kedokteran,'' ucap mahasiswi Jurusan Teknik Informatika ini.
Diakuinya, nama Cakra sendiri diambil dari sebuah nama tempat terapi di Surabaya. ''Karena riset aplikasi ini kami lakukan di sana, maka kami memutuskan memberi nama Cakra,'' tuturnya.
Mengenai aplikasinya, Nurul mengungkapkan ada tiga menu utama yaitu diagnosa, terapi, dan laporan. Tak hanya itu, aplikasi ini juga dilengkapi teknologi interaktif yaitu berupa sensor kinect dan tombol khusus yang disebut Prompt Button alias Proton. ''Kalau cara pemakainnya mudah, tinggal colok kinect, proton, dan mouse pen. Nanti data yang masuk akan didiagnosa, lalu diterapi, dan dilaporkan hasilnya,'' rincinya.
Sementara itu, proses diagnosa digunakan yakni Autism Treatment Evaluation Checklist (ATEC). Nurul mengaku, proses diagnosa tersebut merupakan standar internasional yang cukup sulit untuk memperolehnya. ''Kami harus meminta data melalui email ke sejumlah lembaga internasional yang menangani autisme,'' akunya.
Ia menambahkan, aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk penyandang autis saja. Tetapi juga dapat digunakan untuk anak berkebutuhan khusus lainnya seperti penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Down Syndrome, retardasi mental, dan lambat belajar.
Berkat aplikasi ini, Nurul dan rekan-rekannya sukses memenangkan berbagai penghargaan. Di antaranya juara tiga Gemastik 6 bidang perancangan perangkat lunak dan inovasi perangkat lunak. Di samping itu, mereka juga terpilih sebagai kontingen Indonesia dalam ajang World Semifinal Imagine Cup 2014.
Bagi Nurul, penghargaan yang mereka peroleh hanyalah bonus semata. Hal itu mengingat pada niat awal ke empat mahasiswa tersebut, yakni berkontribusi pada lingkungan sekitar. ''Menang kompetisi hanya bonus, yang terpenting adalah membantu penderita autis,'' ucapnya.
Di akhir, ia berharap dapat memperoleh hak paten dengan segera. Pasalnya, dengan adanya hak paten aplikasi tersebut dapat dipakai masyarakat secara luas. Untuk jangka panjangnya, Nurul dan teman-temannya berencana mengembangkan beberapa aspek. Di antaranya scan wajah, perilaku, dan suara untuk membantu psikolog dan dokter melakukan diagnosa. ''Semoga diberikan kemudahan dalam mengembangkan aplikasi ini,'' pungkas mahasiswi angkatan 2011 ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites