Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk pertama kalinya bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITS untuk mengembangkan baterai. ITS dinilai memiliki kecukupan sumber daya manusia yang kompeten untuk meneliti baterai. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pun dilakukan, Selasa (20/5). Prof Dr Evvy Kartini yang menjadi perwakilan BATAN menuturkan baterai menjadi material yang sangat penting dewasa ini. Hal itu diutarakannya lantaran hampir seluruh peralatan elektronik membutuhkan baterai sebagai sumber energi. Mulai dari telepon seluler, komputer, hingga baterai untuk mobil dan alat transportasi lainnya.
Menurut Evvy, selama ini penelitian terhadap baterai belum berkembang dengan baik di Indonesia. Hanya ada satu produsen baterai di Indonesia, sehingga Indonesia selalu memasok kebutuhan baterai dari negara lain. ''Indonesia jangan hanya menjadi user, kita harus memanfaatkan potensi yang ada di alam kita,'' ujarnya mantap.
Peneliti Utama BATAN ini menuturkan, BATAN memiliki fasilitas penelitian untuk baterai yang sangat memadai, bahkan beberapa di antara peralatan tersebut merupakan satu-satunya berada di Indonesia. Namun, BATAN tidak memilki peneliti muda yang produktif. ''Kebanyakan dari mereka sudah berumur, kami melihat potensi doktor-doktor ITS yang baru menyelesaikan studi dari Australia,'' tutur wanita yang memiliki jabatan profesor riset ini.
Keadaan yang dialami BATAN ini pun dijawab oleh Dekan FTI ITS, Dr Bambang Lelono Widjiantoro ST MT. Menurut Bambang, ITS belum memiliki peralatan laboratorium yang memadai untuk penelitian di bidang baterai seperti yang dimiliki BATAN. Sehingga tidak banyak mahasiswa yang mengambil penelitian di bidang baterai.
Dari pertemuan yang juga dihadiri oleh ahli baterai ITS, Dr Lukman Noerochim ST MSc MEng dan Nur Laili Hamidah MSc, ITS dan BATAN telah menyusun action plan dan beberapa target tertentu untuk beberapa tahun ke depan. Di antaranya mahasiswa ITS bisa belajar dan melakukan penelitian di BATAN. Selain itu, ITS dan BATAN juga berencana mempublikasikan jurnal internasional secara bersama-sama.
Tak hanya itu, kedua belah pihak juga berencana menciptakan produk baterai. ''Sehingga Indonesia memilki baterai unggul yang diproduksi di dalam negeri,'' ucap Evvy. BATAN juga berencana mengajak pakar-pakar ITS untuk berkolaborasi dalam acara tahunan BATAN, yaitu International Conference on Mathematical Science and Technology (ICMST).
Ke depan ITS dan BATAN juga berencana menginisiasi kegiatan Battery School untuk memperkenalkan teknologi baterai kepada generasi muda. Kerjasama di bidang baterai ini menurut Bambang juga dapat diterapkan dalam proyek Mobil Litrik Nasional (Molina), di mana kedua belah pihak fokus dalam meneliti kebutuhan baterainya.
Menurut Evvy, selama ini penelitian terhadap baterai belum berkembang dengan baik di Indonesia. Hanya ada satu produsen baterai di Indonesia, sehingga Indonesia selalu memasok kebutuhan baterai dari negara lain. ''Indonesia jangan hanya menjadi user, kita harus memanfaatkan potensi yang ada di alam kita,'' ujarnya mantap.
Peneliti Utama BATAN ini menuturkan, BATAN memiliki fasilitas penelitian untuk baterai yang sangat memadai, bahkan beberapa di antara peralatan tersebut merupakan satu-satunya berada di Indonesia. Namun, BATAN tidak memilki peneliti muda yang produktif. ''Kebanyakan dari mereka sudah berumur, kami melihat potensi doktor-doktor ITS yang baru menyelesaikan studi dari Australia,'' tutur wanita yang memiliki jabatan profesor riset ini.
Keadaan yang dialami BATAN ini pun dijawab oleh Dekan FTI ITS, Dr Bambang Lelono Widjiantoro ST MT. Menurut Bambang, ITS belum memiliki peralatan laboratorium yang memadai untuk penelitian di bidang baterai seperti yang dimiliki BATAN. Sehingga tidak banyak mahasiswa yang mengambil penelitian di bidang baterai.
Dari pertemuan yang juga dihadiri oleh ahli baterai ITS, Dr Lukman Noerochim ST MSc MEng dan Nur Laili Hamidah MSc, ITS dan BATAN telah menyusun action plan dan beberapa target tertentu untuk beberapa tahun ke depan. Di antaranya mahasiswa ITS bisa belajar dan melakukan penelitian di BATAN. Selain itu, ITS dan BATAN juga berencana mempublikasikan jurnal internasional secara bersama-sama.
Tak hanya itu, kedua belah pihak juga berencana menciptakan produk baterai. ''Sehingga Indonesia memilki baterai unggul yang diproduksi di dalam negeri,'' ucap Evvy. BATAN juga berencana mengajak pakar-pakar ITS untuk berkolaborasi dalam acara tahunan BATAN, yaitu International Conference on Mathematical Science and Technology (ICMST).
Ke depan ITS dan BATAN juga berencana menginisiasi kegiatan Battery School untuk memperkenalkan teknologi baterai kepada generasi muda. Kerjasama di bidang baterai ini menurut Bambang juga dapat diterapkan dalam proyek Mobil Litrik Nasional (Molina), di mana kedua belah pihak fokus dalam meneliti kebutuhan baterainya.
Sumber : https://www.its.ac.id/berita/13617/en
0 komentar:
Posting Komentar